Penjelan tentang pemodelan di ArcView - Arview dan MapInfo Tutorial - ArcView Tutorial
Pengantar Pemodelan

Model merupakan representasi dari realita. Tujuan pembuatan model adalah untuk membantu mengerti, menggambarkan, atau memprediksi bagaimana suatu fenomena bekerja di dunia nyata melalui penyederhanaan bentuk fenomena tersebut. Pemodelan spasial terdiri dari sekumpulan proses yang dilakukan pada data spasial untuk menghasilkan suatu informasi umumnya dalam bentuk peta. Kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk pembuatan keputusan, kajian ilmiah, atau sebagai informasi umum.

Pada saat kita membuat model, kita harus mengetahui informasi apa yang dapat diperoleh dari model tersebut, data apa saja yang diperlukan, dan bagaimana proses yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

ArcView menyediakan satu modul untuk pemodelan, yaitu ModelBuilder. Modul Modelbuilder ini merupakan ekstensi ArcView dan anda harus memiliki ekstensi tersebut untuk dapat melakukan pemodelan. Untuk mengaktifkan Modul Modelbuilder, dari window projek, pilih menu File - Extentions, isikan tanda rumput di depan Modelbuilder tersebut.

Gambar 10.1. Kotak diaog Extentions untuk mengaktifkan ModelBuilder.

Bila modul tersebut telah aktif, satu menu ArcView akan bertambah, yaitu Model.

Gambar 10.2. Menu Model tersedia saat modul ModelBuilder diaktifkan.

Untuk memulai menggunakan ModelBuilder, Klik menu Model kemudian pilih Start ModelBuilder. Tampilan window ModelBuilder adalah sebagai berikut.

Gambar 10.3. Tampilan ModelBuilder.

Model digambarkan dalam bentuk diagram atau flowchart. Model dapat dibuat sederhana atau kompleks. Model sederhana terdiri dari input, proses, dan output. Contoh model yang paling sederhana ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 10.4. Contoh model sederhana.

Model sederhana di atas terdiri dari theme input ?Nilai Elevasi?, proses atau fungsi ?Slope?, dan menghasilkan output theme ?Peta Lereng?. Penambahan beberapa proses dapat membuat model menjadi lebih kompleks seperti gambar di bawah ini.

Gambar 10.5. Contoh model dengan beberapa proses.

Pada kebanyakan kasus pembuatan model, theme output dari suatu proses dijadikan theme input dari proses yang lain, seperti contoh berikut.

Gambar 10.6. Contoh theme output digunakan sebagai input dalam model.

Pada contoh di atas, theme shapefile ?Titik Elevasi? melalui proses Point Interpolation meng?hasilkan ?Grid Elevasi?. Output ?Grid Elevasi? dijadikan input proses ?Slope? untuk menghasilkan ?Peta Lereng?

Berikut ini disajikan contoh model yang lebih kompleks digunakan untuk memprediksi potensi erosi dari suatu daerah.

Gambar 10.7. Contoh model yang lebih kompleks untuk prediksi potensi erosi.

Catatan

Theme yang digunakan sebagai input awal pada model, harus dibuka pada view. Pada contoh model terakhir, Theme ?Data Stasiun Hujan?, ?Peta Jenis Tanah?, dan ?Model Elevasi Digital? haris ditambahkan pada view. Kalau tidak model tidak dapat dijalankan.

Input data awal digambarkan dengan segi empat, proses dengan lingkaran elip, dan output dengan segi empat dengan sudut tumpul.